
A Sistem Manajemen Baterai(BMS)sangat penting untuk paket baterai isi ulang modern. BMS sangat penting untuk kendaraan listrik (EV) dan penyimpanan energi.
Produk ini memastikan keamanan, keawetan, dan kinerja baterai yang optimal. Produk ini bekerja dengan baterai LiFePO4 dan NMC. Artikel ini menjelaskan cara kerja BMS pintar dalam menangani sel yang rusak.
Deteksi dan Pemantauan Kesalahan
Mendeteksi sel yang rusak merupakan langkah pertama dalam manajemen baterai. BMS secara terus-menerus memantau parameter utama setiap sel dalam kemasan, termasuk:
Bahasa Indonesia:Voltase:Tegangan setiap sel diperiksa untuk menemukan kondisi tegangan berlebih atau tegangan kurang. Masalah ini dapat mengindikasikan bahwa sel rusak atau menua.
Bahasa Indonesia:Suhu:Sensor melacak panas yang dihasilkan oleh setiap sel. Sel yang rusak dapat menjadi terlalu panas, sehingga menimbulkan risiko kegagalan.
Bahasa Indonesia:Saat ini:Aliran arus yang tidak normal dapat menandakan adanya hubungan arus pendek atau masalah kelistrikan lainnya.
Bahasa Indonesia:Resistensi Internal:Meningkatnya resistensi sering kali menunjukkan degradasi atau kegagalan.
Dengan memantau parameter ini secara ketat, BMS dapat dengan cepat mengidentifikasi sel yang menyimpang dari rentang operasi normal.

Diagnosis dan Isolasi Kesalahan
Setelah BMS mendeteksi sel yang rusak, ia akan melakukan diagnosis. Ini membantu menentukan tingkat keparahan kerusakan dan dampaknya pada keseluruhan paket. Beberapa kerusakan mungkin kecil, hanya memerlukan penyesuaian sementara, sementara yang lain parah dan memerlukan tindakan segera.
Anda dapat menggunakan penyeimbang aktif dalam seri BMS untuk gangguan kecil, seperti ketidakseimbangan tegangan kecil. Teknologi ini mengalokasikan kembali energi dari sel yang lebih kuat ke sel yang lebih lemah. Dengan melakukan ini, sistem manajemen baterai menjaga daya tetap stabil di semua sel. Ini mengurangi stres dan membantu baterai bertahan lebih lama.
Untuk masalah yang lebih parah, seperti korsleting, BMS akan mengisolasi sel yang rusak. Ini berarti memutusnya dari sistem pengiriman daya. Isolasi ini memungkinkan seluruh paket bekerja dengan aman. Ini dapat menyebabkan sedikit penurunan kapasitas.
Protokol Keselamatan dan Mekanisme Perlindungan
Para insinyur merancang BMS pintar dengan berbagai fitur keselamatan untuk mengelola sel yang rusak. Fitur-fitur tersebut meliputi:
Bahasa Indonesia:Perlindungan Tegangan Lebih dan Tegangan Kurang:Jika tegangan sel melebihi batas aman, BMS membatasi pengisian atau pengosongan daya. BMS juga dapat memutuskan sambungan sel dari beban untuk mencegah kerusakan.
· Manajemen Termal:Jika terjadi panas berlebih, BMS dapat mengaktifkan sistem pendingin, seperti kipas, untuk menurunkan suhu. Dalam situasi ekstrem, sistem baterai dapat dimatikan. Ini membantu mencegah thermal runaway, yang merupakan kondisi berbahaya. Dalam kondisi ini, sel memanas dengan cepat.
Perlindungan Hubungan Pendek:Jika BMS menemukan korsleting, BMS akan segera memutus aliran listrik ke sel tersebut. Ini membantu mencegah kerusakan lebih lanjut.

Optimasi dan Pemeliharaan Kinerja
Penanganan sel yang rusak bukan hanya tentang mencegah kegagalan. BMS juga mengoptimalkan kinerja. Ia menyeimbangkan beban antarsel dan memantau kesehatannya dari waktu ke waktu.
Jika sistem menandai sel sebagai rusak tetapi belum berbahaya, BMS dapat mengurangi beban kerjanya. Hal ini memperpanjang masa pakai baterai sekaligus menjaga agar paket tetap berfungsi.
Pada beberapa sistem canggih, BMS pintar dapat berkomunikasi dengan perangkat eksternal untuk memberikan informasi diagnostik. BMS pintar dapat menyarankan tindakan perawatan, seperti mengganti sel yang rusak, untuk memastikan sistem beroperasi secara efisien.
Waktu posting: 19-Okt-2024